PENGERTIAN LAPORAN
Laporan
adalah bentuk penyajian fakta tentang suatu keadaan atau suatu kegiatan, pada
dasarnya fakta yang disajikan itu berkenaan dengan tanggung jawab yang
ditugaskan kepada si pelapor. Fakta yang disajikan merupakan bahan atau
keterangan berdasarkan keadaan objektif yang dialami sendiri oleh si pelapor
(dilihat, didengar, atau dirasakan sendiri) ketika si pelapor melakukan suatu
kegiatan.
Menurut
F X Soedjadi, laporan didefinisikan sebagai :
Suatu bentuk penyampaian berita, keterangan, pemberitahuan
ataupun pertanggungjawaban baik secara lisan maupun tulisan dari bawahan kepada
atasan sesuai dengan hubungan wewenang ( authority ) dan tanggung jawab (
responsibility ) yang ada antara mereka.
Laporan mempunyai peranan
yang penting pada suatu organisasi karena dalam suatu organisasi dimana
hubungan antara atasan dan bawahan merupakan bagian dari keberhasilan
organisasi tersebut. Dengan adanya hubungan antara perseorangan dalam suatu
organisasi baik yang berupa hubungan antara atasan dan bawahan, ataupun antara
sesama anggota yang terjalin baik maka akan bisa mewujudkan suatu sistem
delegation of authority dan pertanggungjawaban akan terlaksana secara efektif
dan efisien dalam organisasi. Kerja sama diantara atasan bawahan bisa
dilakukan, dibina melalui komunikasi baik komunikasi yang berbentuk lisan
maupun tulisan (laporan). Agar laporan tersebut bisa efektif harus memiliki
syarat-syarat yang perlu dipenuhi demi terbentuknya laporan yang baik maka
seseorang perlu mengetahui secara baik bagaimana pembuatan format laporan yang
sempurna. Sehingga dengan laporan yang terformat bagus akan bisa bermanfaat
baik dalam komunikasi maupun dalam mencapai tujuan organisasi.
Laporan merupakan salah satu cara
pelaksanaan komunikasi dari satu pihak kepada pihak yang lain.
Jenis-jenis
Laporan
Jenis
laporan dapat ditentukan berdasarkan sifat dan kandungan laporan itu sendiri.
Laporan terbagi menjadi dua, yaitu Laporan Lisan dan Laporan Tertulis.
1. Laporan Lisan
Laporan
Lisan biasa dilakukan untuk suatu keadaan darurat yang harus segera diketahui
oleh pimpinan atau pemberi tugas.
Laporan lisan juga biasa dilakukan untuk melaporkan suatu kegiatan, seperti pidato ketua panitia.
Laporan lisan juga biasa dilakukan untuk melaporkan suatu kegiatan, seperti pidato ketua panitia.
2. Laporan Tertulis
Laporan
tertulis biasanya dibuat secara final dan ditujukan kepada atasan mengenai
pelaksanaan tugas dan hasil-hasil yang dicapai. Laporan tertulis biasanya
diketik di atas kertas HVS kuarto dan di beri sampul, lalu dibuat beberapa
rangkap. Ada Jenis laporan tertulis yang biasanya dipergunakan di dunia ilmiah atau perguruan tinggi, yaitu
laporan hasil penelitian.
Contoh
laporan lisan :
- Laporan Berita
- Laporan Langsung
Contoh
laporan tertulis :
- Laporan Tahunan
- Laporan Khas
- Laporan Prestasi
- Laporan Sulit
- Laporan Kajian
- Laporan Penilaian
- Laporan Aktiviti
Sebelum
laporan disajikan secara lisan, laporan terlebih dahulu disusun dalam bentuk
tertulis secara sistematis sehingga mudah dipahami.
TUJUAN LAPORAN
Tujuan
laporan pada umumnya berkisar pada hal-hal berikut:
·
untuk
mengatasi suatu masalah
·
untuk
mengambil suatu keputusan yang lebih efektif
·
untuk
mengetahui kemajuan dan perkembangan suatu masalah
·
untuk
mengadakan pengawasan dan perbaikan
·
untuk
menemukan teknik-teknik baru dan sebagainya
Pembuat laporan harus memperhatikan
sungguh-sungguh tujuan laporan ini, sehingga pengarahan, ilustrasi, dan
perincian diarahkan secara tepat kepada tujuan terakhir dari laporan itu.
Tahap-tahap Dasar Pembuatan Laporan
Tahap-tahap yang harus dilakukan dalam pembuatan laporan, yaitu :
1. Tahap Persiapan
Pada tahap awal ini harus terjawab beberapa pertanyaan penting seperti hal apa yang akan dilaporkan ? Mengapa hal itu harus dilaporkan ? Kapan laporan akan disampaiakan ? Data apa yang penting, baik sebagai data utama maupun data pendukung ? Dengan terjawabnya beberapa pertanyaan ini, maka akan dapat dirumuskan secara jelas latar belakang dan masalah laporan, tujuan laporan, target waktu laporan, data yang relevanuntuk disajikan, dan sumber-sumber data.
2. Pengumpulan dan Penyajian Data
Setelah itu, langkah berikutnya adalah merencanakan pengumpulan dan penyajian data. Dalam proses pengumpulan harus selalu mengacu pada permasalahan dan tujuan yang telah ditetapkan. Data yang diperoleh dari berbagai sumber, baik sumber primer maupun sumber sekunder. Setelah dikumpulkan, kemudian data itu dikelompokkan, data mana yang menjadi bahan utama dan data pendukung atau penunjang.
3. Sistematika Laporan
Tahap berikutnya adalah menentukan bagian-bagian utama laporan atau lazim disebut sistematika laporan, kemudian sub-sub bagian laporan yang nantinya akan dijabarkan lebih lanjut dalam kalimat-kalimat.
4. Penulisan Laporan
Pada tahap penulisan laporan harus mengacu pada sistematika yang telah ditetapkan sehingga laporan tersebut dapat tersaji secara runtut, mudah dipahami, dan enak dibaca.
Tahap-tahap yang harus dilakukan dalam pembuatan laporan, yaitu :
1. Tahap Persiapan
Pada tahap awal ini harus terjawab beberapa pertanyaan penting seperti hal apa yang akan dilaporkan ? Mengapa hal itu harus dilaporkan ? Kapan laporan akan disampaiakan ? Data apa yang penting, baik sebagai data utama maupun data pendukung ? Dengan terjawabnya beberapa pertanyaan ini, maka akan dapat dirumuskan secara jelas latar belakang dan masalah laporan, tujuan laporan, target waktu laporan, data yang relevanuntuk disajikan, dan sumber-sumber data.
2. Pengumpulan dan Penyajian Data
Setelah itu, langkah berikutnya adalah merencanakan pengumpulan dan penyajian data. Dalam proses pengumpulan harus selalu mengacu pada permasalahan dan tujuan yang telah ditetapkan. Data yang diperoleh dari berbagai sumber, baik sumber primer maupun sumber sekunder. Setelah dikumpulkan, kemudian data itu dikelompokkan, data mana yang menjadi bahan utama dan data pendukung atau penunjang.
3. Sistematika Laporan
Tahap berikutnya adalah menentukan bagian-bagian utama laporan atau lazim disebut sistematika laporan, kemudian sub-sub bagian laporan yang nantinya akan dijabarkan lebih lanjut dalam kalimat-kalimat.
4. Penulisan Laporan
Pada tahap penulisan laporan harus mengacu pada sistematika yang telah ditetapkan sehingga laporan tersebut dapat tersaji secara runtut, mudah dipahami, dan enak dibaca.
Penyusunan Laporan
Isi
laporan hendaknya lengkap yaitu menjawab semua pertanyaan dibawah ini :
1. Apa ( What ? )
2. Mengapa ( Why ? )
3. Siapa ( Who ? )
4. Dimana ( Where ? )
5. Kapan ( When ? )
6. Bagaimana ( How ? )
Kerangka penyusunan laporan ( out line )
Urutan
isi laporan sebaiknya diatur, sehingga penerima laporan dengan mudah dapat
memahami isi laporan, seperti berikut :
I. PENDAHULUAN
Pada pendahuluan disebutkan tentang
1. Mengapa diselenggarakan kegiatan
2. Dasar hukum kegiatan
3. Apa maksud dan tujuan kegiatan diadakan
4. Ruang lingkup isi laoran
II. ISI LAPORAN
Pada bagian isi, dimuat segala
sesuatu yang ingin dilaporkan misalnya :
1. Jenis kegiatan ( lomba tingkat,
pelantikan, musyawarah, dsb )
2. Tempat dan waktu pelaksanaan
kegiatan
3. Petugas pelaksana kegiatan
4. Persiapan dan rencana kegiatan
5. Peserta kegiatan
6. Pelaksanaan kegiatan ( menurut
bidangnya, waktu pelaksanaannya, urutan fakta-faktanya )
7. Sarana dan alat kegiatan
8. Kesulitan dan hambatan yang
dihadapi
9. Hasil yang dicapai
10. Kesimpulan dan saran
penyempurnaan di kegiatan yang akan datang.
III. PENUTUP
Pada bagian ini ditulis ucapan
terima kasih kepada yang membantu kegiatan dan permintaan maaf atas kekurangan
yang terjadi
IV. LAMPIRAN
Pada lampiran dapat juga dilampirkan
:
1. Photo-photo kegiatan
2. Tanda bukti, kwitansi dsb
3. Surat – surat keterangan, surat
jalan, dsb.
Ciri-ciri Laporan
1.
Lengkap
Artinya
data dan fakta yang ada dalam laporan harus lengkap
2.
Jelas
Sebuah
laporan disebut jelas bila uraian dalam laporan tidak memberi peluang
ditafsirkan secara berbeda oleh pembaca yang berbeda. Ini dapat dicapai bila
bahasa yang digunakan benar dan komunikatif
3.
Benar / akurat
Data
dan fakta yang salah dapat menuntun pembaca membuat suatu keputusan yang salah.
Jadi kebenaran dan keakuratan isi laporan sangat diperlukan.
4.
Sistematis
Laporan
harus diorganisasikan sedemikian rupa, dengan system pengkodean yang teratur,
sehingga mudah dibaca dan diikuti oleh pembaca. Laporan yang sistematis juga
menunjang unsur kejelasan yang sudah diciptakan oleh unsur – unsur bahasa.
5.
Objektif
Penulis
laporan tidak boleh memasukkan selera pribadi ke dalam laporannya. Pelapor
harus bersikap netral dan memakai ukuran umum dalam minilai sesuatu.
6.
Tepat waktu
Ketepatan
waktu mutlak diperlukan, karena keterlambatan laporan bisa mengakibatkan
keterlambatan pengambilan keputusan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar