Kumpulan
puisi karya sastrawan terkenal
Setelah kemarin saya berbagi puisi karya chairil anwar
sekarang saya akan berbagi sedikit karya puisi dari sastrawan ternama seperti
Taufik Ismail, W.S Rendra, Toto Sudarto Bahtiar. Yuk monggo dibaca-baca ;)
DOA
(Taufik Ismail)
Tuhan
Kami telah nista kami dalam dosa
bersama
Bertahun membangun kultus ini
Dalam pikiran yang ganda
Dan menutupi hati nurani
Ampunilah kami
Ampunilah Amin
Tuhan
Kami telah terlalu mudah kami
Menggunakan asmaMu
Bertahun di negeri ini semoga
Kau rela menerima kembali
Kami dalam barisanMu
Ampunilah kami
Ampunilah
Amin
KITA ADALAH
PEMILIK SAH REPUBLIK INI (Taufik Ismail)
Tidak ada pilihan lain
kita harus
berjalan terus
karena berhenti atau mundur
berarti hancur
Apakah akan kita jual keyakinan
kita
Dalam pengabdian tanpa harga
Akan maukah kita duduk satu meja
Dengan para pembunuh tahun yang
lalu
Dalam setiap kalimat yang
berakhiran “Duli Tuanku?”
Tidak ada lagi pilihan lain
Kita harus berjalan terus
Kita adalah manusia bermata sayu,
yang di tepi jalan
Mengacungkan tangan untuk oplet
dan bus yang penuh
Kita adalah berpuluh juta yang
bertahun hidup sengsara
Dipikul banjir, gunung api, kutuk
dan hama
Dan bertanya-tanya inikah yang
namanya merdeka
Kita yang tidak punya kepentingan
dengan seribu slogan
Dan seribu pengeras suara yang
hampa suara
Tidak ada lagi pilihan lain
Kita harus berjalan terus.
SAJAK BULAN
MEI 1998 DI INDONESIA (W.S Rendra)
Aku tulis sajak ini di bulan
gelap raja-raja
Bangkai-bangkai tergeletak
lengket di aspal jalan
Amarah merajalela tanpa alamat
Kelakuan muncul dari sampah
kehidupan
Pikiran kusut membentur
simpul-simpul ssejarah
O, zaman edan!
O, malam kelam pikiran insan!
Koyak moyak sudah keteduhan tenda
kepercayaan
Kitab undang-undang tergeletak di
selokan
Kepastian hidup terhuyung-huyung
dalam comberan
O, tatawarna fatamorgana
kekuasaan!
O, sihir berkilauan dari mahkota
raja-raja!
Dari sejak zaman Ibrahim dan Musa
Allah selalu mengingatkan bahwa
hukum harus lebih tinggi
dari ketinggian para politisi,
raja-raja dan tentara
O, kebingungan yang muncul dari
kabut ketakutan!
O, rasa putus asa yang terbentur
sangkur!
Berhentilah mencari ratu adil !
Ratu adil itu tidak ada. Ratu
adil itu tipu daya!
Apa yang harus kita tegakkan
bersama
Adalah hukum adil
Hukum adil adalah bintang pedoman
di dalam prahara
Bau anyir darah yang kini
memenuhi udara
Menjadi saksi yang akan berkata:
Apabila pemerintah sudah menjarah
Daulat rakyat
apabila cukong-cukong sudah
menjarah ekonomi bangsa
apabila aparat keamanan sudah
menjarah keamanan
maka rakyat yang tertekan akan
mencontoh penguasa lalu menjadi penjarah di pasar dan jalan raya
Wahai penguasa dunia yang fana!
Wahai jiwa yang tertenung sihir
tahta!
Apakah masih buta dan tuli di
dalam hati?
Apakah masih akan menipu diri
sendiri?
Apabila saran akal sehat kamu
reehkan berarti pintu untuk pikiran –pikiran kalap yang akan muncul dari
sudut-sudut gelap telah kamu bukakan!
Cadar kabut duka cita menutup
wajah Ibu Pertiwi Airmata mengalir dari sajakku ini.
KENANGAN DAN
KESEPIAN (W.S
Rendra)
Rumah tua dan pagar batu
Langit di desa
Berkenalan dengan sepi
Pada kejemuan disan darkan
dirinya.
Jalanan debu tak berhati
Lewat nasib menatapnya
Cinta yang datang
Burung tak tergenggam
Batang baja waktu lengang
Dari belakang menikam
Rumah tua
dan pagar batu
Kenangan lama
Dan sepi yang syahdu
PAHLAWAN TAK
DIKENAL (Toto
Sudarto Bahtiar)
Sepuluh tahun yang lalu dia
terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah lubang peluru bundar di
dadanya
Senyum bekunya mau berkata, kita
sedang perang
Dia tidak ingat bilamana dia
datang
Kedua lengannya memeluk senapang
Dia tidak tahu untuk siapa dia
datang
Kemudian dia terbaring, tapi
bukan tidur sayang
wajah sunyi setengah tengadah
menangkap sepi padang senja
Dunia tambah beku ditengah derap
dan suara merdu dia masih sangat muda
Hari itu 10 November, hujan pun
mulai turun
Orang-orang ingin kembali
memandangnya
Sambil merangkai rangkaian bung
Tapi yang nampak, wajh-wajahnya
sendiri yang tak dikenalnya
Sepuluh tahun yang lalu dia
terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata: aku
sangat muda
KEMERDEKAAN
(Toto Sudarto Bahtiar)
Kemerdekaan ialah tanah air dan
laut semua suara
Janganlah takut padanya
Kemerdekaan ialah tanah air
penyair dan pengembara
Janganlah takut padaku
Kemerdekaan ialah cintaku berkepanjangan
jiwa
Bawalah daku kepadanya
GADIS
PEMINTA-MINTA (Toto Sudarto Bahtiar)
Setiap kali bertemu, gadis kecil
berkaleng kecil
Senyummu terlalu kekal untuk
kenal duka
Tengadah padaku, pada bulan merah
jambu
Tapi kotaku jadi hilang, tanpa
jiwa
Ingin aku ikut, gadis kecil
berkaleng kecil
Pulang kebawah jembatan yang
melulur sosok
Hidup dari kehidupan angan-angan
yang gemerlapan
Gembira dari kemayaan riang
Duniamu yang lebih inggi dari
menara katerdal
Melintas-lintas diatas air kotor,
tapi yang begitu kau hafal
Jiwa begitu murni, terlalu murni
Untuk bisa membagi dukaku
Kalau kau mati, gadis kecil
berkaleng kecil
Bulan diatas itu, tak ada yang
punya
Dan kotaku, ah kotaku
Hidupnya tak lagi punya tanda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar